Manchester – Manchester United kembali menjadi pusat perhatian, bukan hanya karena performa buruk mereka di lapangan, tetapi juga karena laporan keuangan terbaru yang dirilis pada Rabu (17/9/2025). Laporan tersebut menyajikan gambaran yang kontradiktif: klub berhasil mencetak rekor pendapatan, namun tetap mengalami kerugian bersih untuk tahun keenam secara berturut-turut.
Baca Juga : Messi Cetak Sejarah! Inter Miami Balas Dendam dengan Menggulung Seattle Sounders 3-1
Pendapatan Melesat, Kerugian Tetap Ada
Laporan keuangan menunjukkan bahwa Manchester United membukukan pendapatan sebesar 666,5 juta poundsterling (sekitar Rp15 triliun) untuk tahun fiskal yang berakhir pada 30 Juni 2025. Angka ini merupakan rekor tertinggi sepanjang sejarah klub dan naik 0,7% dari tahun sebelumnya. Kenaikan ini didorong oleh berbagai faktor komersial, termasuk sponsor baru dan pendapatan di hari pertandingan yang melonjak.
Namun, di balik angka fantastis tersebut, Setan Merah masih mencatat kerugian bersih sebesar 33 juta poundsterling (sekitar Rp740 miliar). Kerugian ini terjadi di tengah musim yang penuh tantangan, di mana mereka gagal lolos ke Liga Champions dan finis di posisi ke-15 Liga Primer, rekor terburuk dalam 51 tahun terakhir. Meskipun berhasil mencapai final Liga Europa, mereka kalah dari Tottenham Hotspur.
Efisiensi ala Sir Jim Ratcliffe
Meski kerugian masih tercatat, ada kabar baik yang perlu digarisbawahi. Jumlah kerugian United menurun drastis dari 113,2 juta poundsterling pada musim 2023/2024 menjadi 33 juta poundsterling tahun ini. Penurunan signifikan ini adalah hasil dari langkah-langkah efisiensi yang diterapkan oleh salah satu pemilik klub, Sir Jim Ratcliffe.
Sejak mengambil alih kendali operasional, Ratcliffe fokus pada pemangkasan biaya besar-besaran, termasuk pengurangan jumlah staf. Langkah ini mulai membuahkan hasil, di mana kerugian operasional klub turun dari 69,3 juta poundsterling menjadi 18,4 juta poundsterling.
CEO Manchester United, Omar Berrada, membenarkan bahwa restrukturisasi ini mulai memberikan dampak positif. “Kami mulai merasakan manfaat dari penghematan biaya, dan sedang membangun untuk jangka panjang,” ujar Berrada. Ia menambahkan bahwa struktur organisasi klub kini lebih ramping dan efisien, dengan harapan dapat mengembalikan United ke jalur kesuksesan, baik di dalam maupun di luar lapangan.
Meskipun laporan ini menunjukkan progres finansial yang positif, tantangan terbesar bagi Manchester United tetap berada di lapangan. Mampukah efisiensi di sektor keuangan diterjemahkan menjadi performa gemilang yang didambakan para penggemar?