Pertandingan perdana Liga Champions 2025-2026 antara Manchester City dan Napoli di Etihad Stadium menyajikan drama yang tak terduga. Laga yang dimenangkan City dengan skor 2-0 itu diwarnai sebuah insiden krusial yang mengubah jalannya permainan.
Baca Juga : Analisis Keuangan Manchester United: Kontradiksi Rekor Pendapatan dan Kerugian Beruntun
Pada menit ke-21, bek Napoli, Giovanni Di Lorenzo, mendapat kartu merah, memaksa timnya bermain dengan 10 orang. Namun, keputusan yang paling mengejutkan datang tak lama setelah itu, ketika pelatih Napoli, Antonio Conte, menarik keluar gelandang bintangnya, Kevin De Bruyne, untuk digantikan oleh bek Mathias Olivera.
Keputusan Sulit di Bawah Tekanan
Dalam konferensi pers, Antonio Conte menjelaskan alasannya di balik keputusan yang dinilai kontroversial tersebut. Ia mengakui bahwa itu adalah pilihan yang sangat sulit, namun satu-satunya yang logis untuk menyelamatkan timnya dari kekalahan yang lebih telak.
“Takdir terkadang memang kejam,” ujar Conte. “Musim lalu, kami hanya mendapat satu kartu merah di Serie A. Di sini, kami mendapatkannya setelah 20 menit. Menarik keluar De Bruyne adalah satu-satunya hal yang bisa saya lakukan saat itu.”
Conte mengambil keputusan taktis untuk memperkuat lini pertahanan Napoli yang rapuh usai Di Lorenzo diusir dari lapangan. Dengan menghadapi tim sekelas Manchester City, ia sadar betul bahwa kehilangan satu pemain belakang bisa berujung pada kebobolan lebih banyak gol.
Rasa Simpati untuk De Bruyne
Conte tidak menyembunyikan rasa penyesalannya harus mengakhiri laga De Bruyne lebih cepat. Keputusan ini sangat menyulitkan sang gelandang, yang baru saja kembali bermain di Liga Champions dan menghadapi mantan klubnya.
“Saya merasa kasihan padanya. Kami kehilangan kualitasnya dalam pertandingan itu,” kata Conte dengan nada menyesal. “Saya juga menghilangkan kesempatannya untuk bermain di sini melawan klub lamanya di stadion lamanya, tetapi itu satu-satunya pilihan.”
Napoli Tetap Berjuang dengan 10 Pemain
Meskipun bermain dengan kekurangan pemain, Napoli menunjukkan mentalitas yang kuat. Conte memuji konsentrasi tinggi yang ditunjukkan oleh anak asuhnya sepanjang sisa pertandingan. Tanpa fokus dan disiplin bertahan, skor 2-0 bisa saja berubah menjadi bencana.
“Ini adalah pertandingan di mana jika Anda tidak berpikir jernih dan bertahan, Anda bisa kebobolan lima atau enam gol melawan Manchester City,” jelasnya. “Itu akan terus menghantui Anda, jadi kami berhasil menghindarinya.”
Keputusan taktis Antonio Conte, meskipun berat, terbukti efektif. Dengan mengorbankan kualitas serangan, ia berhasil memastikan Napoli tidak hancur di hadapan tim yang jauh lebih unggul, sekaligus mengirimkan pesan bahwa semangat juang timnya tidak pernah padam.