MANCHESTER – Posisi Pelatih Manchester United, Ruben Amorim, menjadi sorotan tajam menjelang pertandingan besar melawan Liverpool di Anfield, Minggu (19/10/2025). Meskipun mendapat dukungan publik dari pemilik klub, Sir Jim Ratcliffe, Amorim memilih bersikap realistis mengenai masa depannya di Old Trafford.
Dalam wawancara dengan The Times pekan lalu, Sir Jim Ratcliffe secara terbuka menyatakan bahwa ia membutuhkan waktu hingga tiga tahun bagi Amorim untuk dapat memberikan dampak signifikan dan mengembalikan kejayaan klub. Pernyataan ini dinilai banyak pihak telah meredakan tekanan jangka pendek yang dihadapi pelatih berusia 40 tahun itu menyusul rentetan hasil kurang memuaskan.
Baca Juga : ANAKANGSA Judi Toto Online: Antara Strategi, Keberuntungan, dan Dunia Angka Modern
Namun, Amorim menegaskan bahwa rencana jangka panjang dalam sepak bola, terutama di Liga Primer Inggris, hampir tidak mungkin.
“Senang mendengarnya [komentar Ratcliffe], tapi dia juga sering menyampaikannya langsung kepada saya, kadang lewat pesan setelah pertandingan,” kata Amorim menjelang laga krusial, seperti dilansir dari keterangan resmi klub. “Namun kami berdua tahu, sepak bola tidak bisa direncanakan sejauh itu. Yang paling penting adalah laga berikutnya. Bahkan dengan pemilik klub, Anda tidak bisa mengendalikan apa yang terjadi besok.“
Adaptasi Lebih Lambat dari Perkiraan
Realitas ketidakpastian ini diperkuat oleh pengakuan dari manajemen klub sendiri. Direktur Manchester United, Omar Berrada, sebelumnya sempat menyoroti bahwa proses adaptasi Ruben Amorim di lingkungan Liga Primer memakan waktu lebih lama dari perkiraan awal sejak ia tiba dari klub Portugal, Sporting CP, November tahun lalu.
Transisi dari gaya bermain yang diterapkan di Portugal ke intensitas Premier League disebut-sebut menjadi faktor utama perlambatan ini. Meskipun demikian, pihak klub tampak masih memberikan kepercayaan penuh, setidaknya di level pernyataan publik.
Tekanan Internal Jauh Lebih Besar daripada Eksternal
Menariknya, di tengah pusaran spekulasi media dan tuntutan fans, Amorim mengungkapkan bahwa tekanan terbesar justru datang dari dirinya sendiri, bukan dari eksternal klub atau media. Ia menuntut standar yang jauh lebih tinggi dari tuntutan siapapun.
“Ini bukan hanya sekadar pembicaraan, saya benar-benar merasakannya setiap hari,” ujar Amorim. Ia menambahkan, dirinya justru tidak menyukai narasi publik yang memberikan “waktu yang banyak” untuk perbaikan.
“Saya tidak ingin perasaan itu ada di klub ini. Tekanan yang saya berikan kepada tim dan diri saya sendiri jauh lebih besar. Di klub besar, Anda harus membuktikan diri setiap akhir pekan,” tegasnya, menolak anggapan adanya zona nyaman.
Ujian Sesungguhnya di Anfield
Pertandingan melawan Liverpool di Anfield menjadi barometer krusial bagi Ruben Amorim dan skuatnya. Derby ini bukan hanya sekadar perebutan poin, melainkan juga ujian mental dan taktik bagi kepemimpinannya.
Jika hasil buruk kembali diraih, meski mendapat dukungan jangka panjang dari Ratcliffe, tekanan publik dan media dipastikan akan meningkat tajam. Komentar realistis Amorim menjelang laga ini seolah menjadi pengingat bagi semua pihak, bahwa di kancah sepak bola profesional yang kejam, khususnya di Manchester United, hasil instan seringkali lebih berharga daripada janji proses tiga tahun. Fokus utama saat ini, menurutnya, hanyalah satu: memenangkan pertandingan di hari Minggu.